Saturday, March 13, 2021

Akhir-akhir ini rasanya sering sekali menemukan orang yang mudah tersulut emosi nya di media sosial. Entah hanya karena idola nya mendapat kritikan, entah melihat ada selebritis yang gaya hidup atau pola pengasuhannya sedikit berbeda, entah melihat gosip yang sedang panas diperbincangkan, dan entah apa lagi.

Media sosial mengalami ekstensi makna yang luarbiasa, mulai dari tempat berbagi dan berkomunikasi secara daring menjadi tempat yang bisa menjadi sangat berbahaya dan menakutkan. Dimana banyak orang merasa bebas untuk menghujat, menipu, menyakiti dan merundung oranglain.

Wajar jika sebagian orang menjadikan media sosial sebagai tempat pelarian dari dunia nyata, karena disitu, siapapun bisa dengan mudah membangun gambaran diri sesuai dengan yang diinginkan, terlepas itu nyata ataupun tidak. Batasan antara kebenaran dan kepalsuan sangatlah tipis, sehingga sering kali justru kita terlena dengan kepalsuan yang ditampakkan berkali-kali.

Hal yang menjadi concern saya adalah bagaimana para wanita, khusus nya para ibu menjadi teralihkan untuk meletakkan dimana seharusnya fokus mereka berada.


saya ambil contoh,

Seorang selebritis yang memiliki pengikut jutaan di laman salah satu media sosial, membagikan gaya pengasuhan anaknya dengan sangat apik. Selebritis yang juga merupakan seorang ibu itu terlihat sangat lihai melakukan semua hal dengan baik walau memiliki anak bayi.

Dia bisa terlihat tetap langsing dan cantik walau baru melahirkan, dia bisa menyimpan 2 kulkas penuh ASIP tanpa terlihat kesulitan, dia bisa foto ala OOTD dengan anaknya setiap hari.

Terlihat sangat sempurna.

Sementara, dibalik gawai, banyak ibu lain yang melihat takjub selebritis itu sementara dirinya belum sempat keramas karena mandi terburu-buru, mata panda muncul karena begadang semalaman berusaha memerah ASI yang sangat sedikit, jangankan terpikir untuk foto ala OOTD, bisa punya waktu untuk mengganti daster pun rasanya tidak sempat.




Hal itulah yang menjadi salah satu misi pribadi saya untuk tidak hanya menyemangati ibu untuk berdaya, tapi juga mengenali dirinya sendiri, dan memahami peran nya di dunia ini..

Kita, tidak hanya ada untuk menyelesaikan semua urusan domestik sebaik mungkin, tapi jauh sebelum itu, ALLAH menciptakan kita untuk misi kehidupan yang besar, yaitu menjadi manusia yang melakukan hal baik sesuai tuntunan agama.

Menjadi manusia, berarti kita harus mengetahui apa yang bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri, agar lebih mudah kita mengambil peran kepemimpinan yang paling pas untuk kita. Termasuk di dalamnya pilihan untuk menjadi istri dan ibu yang baik.

Semua peran itu diambil atas kesadaran penuh, tentang proses dan konsekuensi yang harus dihadapi. 

Bukan berarti, kita dituntut untuk sempurna dalam menjalankan semua hal, bukan. Tapi kita harus membuka mata hati dan jiwa kita untuk menerima dan memaknai semua proses kehidupan sebagai cara untuk berkembang dan bertumbuh, bukan untuk mengejar kesempurnaan.

Hal yang terlihat di media sosial, 5 menit video pendek yang terlihat sempurna, tentu tidak bisa dijadikan penentu bahwa 23 jam 55 menit lain dalam hidupnya juga sempurna.

Karena percayalah, tidak ada satupun ibu ataupun keluarga yang sempurna. Kita semua memiliki flaws masing-masing, dan Allah berbaik hati membiarkan semua itu tetap tertutup rapat.

Kita boleh saja kelelahan, sehingga merasa butuh melarikan diri sejenak di kehidupan dunia maya yang terasa melenakan, namun kita tidak punya hak untuk ikut menghujat saat orang lain "terlihat" bersalah, kita tidak punya kuasa untuk merundung orang yang "nampak" dibawah kita.

Mungkin memang benar, kita memiliki kebebasan untuk berpendapat, tapi kebebasan kita haruslah selaras dengan kebebasan manusia lain. Ini bumi bersama, bukan bumi milik warisan mbahmu seorang 😋

Jangan biarkan kebaikan yang kita bangun, dirusak sendiri oleh rasa dengki kita atas hidup orang lain, dihancurkan oleh kata-kata hujatan kita atas unggahan orang lain, atau dibuyarkan oleh nyinyiran kita atas pencapaian orang lain. 

I know how it feels to be alone and helpless. Itulah mengapa penting banget untuk mindful sama peran kita di dunia ini, jangan sibuk terlihat baik, tapi jadilah baik.

Biarkan orang lain menikmati kebahagiaan dan kesedihannya dengan cara mereka masing-masing. Bukan hak kita untuk menghakimi.

Karena sudah sepatutnya saat ini kita memulai untuk menikmati kebahagiaan dan kesedihan kita dengan cara kita sendiri, dengan menyadari peran kehidupan kita secara lebih baik.

salam sayang selalu.



#1Minggu1Cerita


6 comments

Bersyukur dengan yang kita miliki dan tidak membandingkan dengan orang lain adalah cara agar kita terus bahagia

REPLY

Semoga kita bisa menjadi pribadi ibu yang semakin bertaqwa

REPLY

Belajar untuk jadi ibu yang lebih baik lagi memang perlu ya..

REPLY

Yuukk ciptakan bahagia versi kita yaa mom 💜

REPLY

sepakat. bener banget

REPLY

aamiinn.. semoga selalu jadi ibu yang bertaqwa ya bun

REPLY

karimashita blog-space ♥ . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates